Filosofi Kaktus


Sumber : Line Today


Kaktus, tumbuh di daratan yang gersang nan tandus, namun ia punya cara untuk melindungi diri dari segala serangan, dan bahaya yang menimpanya. Begitulah sejatinya yang manusia lakukan dalam kegiatannya, tak tahu apa saja yang datang kepada kita, karena itu harus senantiasa siaga dan waspada terhadap keburukan dan melawannya.

Bukan akhirat, ini kehidupan dunia. Ya... dunia tempat persinggahan sementara, akan ada berbagai ketidak pastian dalam kehidupan yang dijalani, baik itu faktor dari luar misal orang di sekitar, atau dari dalam dirinya sendiri misal permasalahan batinnya. 

Manusia dilarang untuk mengakhiri hidupnya dengan cara yang tidak benar karena Allah Swt ada di dalam setiap napasnya. Kaktus saja mati-matian mempertahankan diri walaupun tak ada yang merawatnya, apakah manusia tidak bisa melakukan hal yang sama jika Allah Swt senantiasa membersamai diri. 

Kaktus mempunyai suatu cara dalam mempertahankan diri dengan senjatanya yaitu sebuah duri. Maka manusia pun dapat menjaga dirinya dari segala tantangan kehidupan yaitu dengan doa, ikhtiar, dan keyakinan dirinya terhadap Sang Penciptanya tersebut. 

Apakah manusia berpikir bahwa Allah Swt tidak akan mengawasinya di setiap langkah dan gerak-geriknya? Itu salah besar, Allah Swt selalu ada di sekitar kita, menjagamu di setiap helaan napasmu, mengamati semua yang kau lakukan entah itu buruk atau baik.

Begitulah kiranya, sebagai ciptaan-Nya yang sempurna, seorang manusia wajib untuk melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan Allah di saat ia masih diberikan kehidupan. Seringkali manusia berbuat kekhilafan, atau dengan sengaja melakukan suatu kejahatan baik pada dirinya atau orang lain, maka Allah Swt pasti melaknat bahkan menghukumnya.

Manusia pun bisa bertindak sekeras kaktus bila ada orang lain yang melukai dirinya padahal dirinya takkan pernah ingin mempunyai niat untuk melukai orang lain dalam hidupnya. Telah banyak peristiwa di sekitar bagaimana seseorang tega untuk mengakhiri hidupnya sendiri karena kesalahan orang lain atau dirinya yang tak punya kendali untuk mengendalikan lahir maupun batinnya. 

Karenanya, penting sekali kita sebagai manusia harus mendekatkan diri kepada Allah Swt, sebab hanya Allah sajalah yang dapat dan layak dijadikan sandaran ketika manusia merasakan lelah, penat, sedih, terpuruk, bahagia, senang, patah, bahkan mempunyai niat untuk bunuh diri sekalipun.

Jika tak ada teman ataupun seseorang yang mengerti akan dirimu, tenangkanlah sejenak dirimu, ingatlah bahwa engkau masih punya Allah Swt di tiap hari-hari terberatmu, Dia pasti akan membantu, menjagamu, mengerti akan sakit yang kau rasakan. Bantulah dirimu untuk selalu mengingat-Nya, berzikir, salat, sedekah, dan melakukan berbagai macam kebaikan selama engkau masih diberikan kesempatan di dunia.

Tak perlu seperti kaktus yang memaksakan diri untuk keras terhadap orang lain, namun ikutilah jejak kebaikannya dengan tetap tegak berdiri, tetap kuat, tetap tegar, tetap semangat, dan tetap waras meskipun badai bertubi-tubi menghantam. 

Memang begitulah dunia, ada yang tidak menyukaimu, berusaha untuk menjatuhkan, tak sesuai dengan ekspektasi, hanyalah secuil yang bisa kau raih dibandingkan dengan akhirat kelak yang pasti manusia akan mendapatkannya, insyaAllah, bila ia berusaha sebaik mungkin untuk meraih rida Allah Swt bukan karena ekspektasi yang manusia tunjukkan. Adakalanya kau boleh untuk keras terhadap dirimu sendiri agar kau tertantang menjalani kehidupan.


0 Komentar

    CLOSE ADS
    CLOSE ADS