Takt Op. Destiny: Ketika Musik jadi pengusik (Episode 1)


Crunchyroll.com

Anime musim gugur adaptasi dari game mobile besutan DeNa dan Bandai Namco Arts dengan judul yang sama ini sudah rilis pada tanggal 6 Oktober 2021. Jumlah episodenya sendiri belum diketahui karena sekarang masih berstatus on going. Anime yang berlatar belakang di Amerika pada tahun 2047 ini juga menunjukkan esensi baru seperti halnya “Vivy: Fluorite Eye’s Song” produksi WIT studio. Sentuhan didalam alur ceritanya dibumbui dengan sesuatu yang berhubungan dengan musik. Hampir tidak sering orang menjumpai genre anime musik yang dicampurpadukan dengan sci-fi/fantasy. Keduanya punya sisi nyentrik yang bisa membuat pecinta anime merasakan hal baru.

Takt Op. Destiny (dilisankan takt opus) juga distudiokan oleh kolaborasi antara Madhouse dan MAPPA. Mungkin beberapa sudah mengetahui studio MAPPA yang juga mengeluarkan anime berjudul Attack on Titan dan Jujutsu Kaisen, keduanya sangat atraktif dimata penonton belum lama ini. Untuk studio Madhouse sendiri juga tak kalah dengan anime-anime yang mereka debutkan seperti Death Note, One Punch Man, HunterxHunter, No Game No Life, Death Parade, dan masih banyak lagi anime dari studio legend ini.

Pada episode pertama ini, film dibuka dengan suara dari seorang ibu yang sedang menceritakan asal muasal kenapa musik tak lagi terdengar secara bebas. Kemudian, beberapa kalimat berlalu sampai dimana anak perempuan menanyakan orang-orang yang terkumpul dibuku yang ibunya pegang tersebut dan sang ibu menjawabnya bahwa mereka adalah “Musicart”, seseorang yang bertarung melawan monster pembenci musik dan mereka akan bermanuver sesuai dengan irama yang berikan oleh seorang “Conductur”. Kita sendiri tahu bahwa conductor atau dirigen adalah orang yang memimpin jalannya sebuah pertunjukkan musik melalui gerak isyarat. Setelah menjawab pertanyaan dari anak perempuannya, kini muncul anak laki-lakinya yang meminta izin untuk ke pasar didekat mereka. Singkat saja, anak tersebut berjalan-jalan sepanjang pasar lalu menemukan sebuah gedung yang lumayan rusak. Tempat itupun sepi pengunjung namun matanya menemukan benda yang bertengger apik didalam gedung tersebut. Benda itu adalah piano, karena sang anak tidak mengetahui nama benda itu dan cukup penasaran membuatnya ingin menyentuh. Tidak sampai jemarinya mendorong deretan tuts dipiano itu, sosok pemuda tinggi berpakaian rapih mendahuluinya.

Anak itu terkejut bukan main apalagi setelah itu sang pemuda menyebut “Piano”. Dengan tanpa berpikir panjang dan tak mempedulikan reaksi anak kecil disampingnya. Pemuda itu memainkan piano penuh semangat seolah tak pernah sebelumnya dia memainkan alat musik itu. Dari menit awalan ini, kita sudah disuguhi detil film yang menunjukkan keseriusannya. Bukan hanya itu, setelah mungkin beberapa detik memainkan piano dan suaranya yang menggema sampai orang di pasar pun mendengarnya. Mendadak situasi mencekam disekitarnya, detik sesudahnya memunculkan monster berukuran sedang yang mereka sebut sebagai D2. Monster itu sekilas mirip monyet dengan tangan panjangnya. Dia datang karena merasa terganggu dengan suara piano yang dimainkan oleh pemuda tadi. Setelah itu, muncul seorang gadis yang tiba-tiba menghalangi serangan si monster tipe D2. Sebut saja gadis itu adalah musicartnya dari pemuda yang digadang juga seorang conductor. Perkelahian antara gadis yang berubah kilat menjadi serba merah itu dan monster tak bisa dibantah lagi. Dari sinilah, manuver yang mereka lakukan benar-benar terlihat spektakuler. Suguhan awal itu sudah memberi efek yang lebih nyata dari trailernya. Film ini juga menampilkannya dengan kegemasan tersendiri.

Episode ini masih berlangsung walau pertarungan tadi sudah selesai. Tak sampai disitu saja, sosok wanita dewasa juga muncul dan berteriak kepada pemuda yang dipanggilnya “Takt” dan gadis serba merah yang juga bernama “Cossette”. Pada episode ini sang wanita belum diketahui siapa dan mengapa bisa mengenal keduanya. Bisa jadi dia semacam karakter Gojo Satoru atau Kakashi Hatake sebagai pembimbing. Kemungkinannya masih seperti itu tapi karena ini episode awal semuanya masih abu-abu. Sang wanita tersebut dengan geram menyuruh keduanya untuk masuk mobil dan melanjutkan perjalanan. Ternyata, setelah diperjalanan, tempat yang akan mereka tuju adalah New York.

Perjalanan mereka juga tak semulus yang direncanakan. Takt maupun Cossette berulah lagi dengan pertarungan mendadak. Monster yang mereka saingi adalah D2. Kala itu mereka memenangkannya dan cerita pada episode ini diakhiri kelanjutan perjalanan menuju New York.

Awal mula yang bagus untuk film ini. Dengan rating yang cukup tinggi tertera di MAL (My Anime List) sebesar 7.80. Rekor terbaik untuk ukuran film yang baru rilis beberapa minggu ini. Nuansanya yang berbeda juga memikat banyak penonton untuk menunggu episode 2 dan seterusnya. Beberapa hal yang bisa kita dapat dari menonton anime dengan awalan ini adalah sebuah pengetahuan baru yang bisa kita jadikan tabungan ilmu tentang musik dan serba-serbinya. Sesuatu hal yang wajar bagi sebuah film memiliki atensi tersendiri dalam mengatur alur dan bobot ceritanya. Film ini berdedikasi lebih untuk bisa bersaing dengan beberapa anime keluaran musim gugur lainnya seperti Blue Period, Platinum End, Mieruko Chan, dan lain sebagainya. Walau memang masih bisa dihitung jari film dengan latar belakang musik yang dipadu fantasy ini, bukan berarti tidak menunjukkan afeksi yang lebih karena awalannya pun berkesan serta cukup merasakan hal yang baru didalamnya.

Untuk nonton film ini secara gratis dan legal. Kita bisa menontonnya di Iqiyi, Viu, atau Ani One-Asia. Hal ini sebagai bentuk apresiasi penonton atas kerja keras para pelakon yang sudah membuat anime Takt Op. Destiny. Bukan hanya itu, semua film juga perlu kita apresiasi dengan menontonnya melalui jalur legal.

0 Komentar

    CLOSE ADS
    CLOSE ADS