rangka garis dari wajahnya menyisikan benalu
ringan memutar fakta berpijak di pulau hulu
kaki penuh debu melangkah cepat tanpa menghimbau
rutinitas menyerang karena sengketa masa lampau
berdiri tegak seorang pujangga membawa senjata
melontarkan aba-aba dengan satu kata
hidup berkelik merespon tubuh menyata
membawa genggaman pusaka mata untuk negara
teriak memanggil bunga pencetus perubahan
langkah dilema memejam memantapkan tujuan
tetesan keringat menjadi tanda aksi perjuangan
memeroleh sebuah kancung menyisihkan kesengsaraan
suara pejuang kini bahagia diikuti tangisan lirih
ya... ini hari para pembela kemerdekaan tanpa pamrih
mereka mengabaikan rasa sakit yang menusuk perih
demi satu titik menaungi kebahagiaan yang menyurih
Selamat hari pahlawan untuk pahlawan kita di masa lalu dan masa kini.
0 Komentar