Sumber : Halodoc
Matahari terbit dari arah timur, selalu bersinar memberi sebuah asa baru bagi para penggapai cita-cita di masa depannya, sinarnya begitu meneduhkan di kala pagi menyapa, kadang sinarnya juga sangat menyilaukan mata hingga yang memandangnya tak mampu menahan, namun ia tetap hadir dengan senyumnya.
Matahari tidak pernah mengeluhkan dirinya, ia tidak lelah dan sukarela membagi sinarnya ke bumi agar manusia senantiasa meresapi teduhnya menjalani kegiatannya dari pagi hingga malam temaram. Ia selalu sabar menanti hujan lebat mereda agar bisa menampakkan sinarnya di antara awan berkabut di langit.
Matahari menjadi simbol akan adanya kehidupan baru di tiap harinya. Jika ia telah naik ke atas langit, pertanda makhluk di bumi bersiap siaga untuk memulai kenangan terindah bersama orang yang disayanginya. Dan bila hadirnya tak nampak manakala hujan turun, langit pun mendung, manusia ikut bermuram durja bagaikan tidak bersemangat menjemput rezeki.
Setiap manusia pasti menanti adanya matahari, karena tanpanya manusia seperti tak tahu harus berbuat apa, bingung ingin mengerjakan apa, agenda yang disusun rapi terpaksa batal misalkan cuciannya menjadi tak kering, para penjual kerupuk bersedih karena kerupuknya belum selesai dikeringkan, pecinta olahraga tidak bisa meregangkan otot-ototnya untuk berlatih, pedagang ikan asin, petani garam, dan pekerja lainnya tidak dapat berbuat apa-apa tanpa adanya matahari.
Bahkan, tumbuhan dan hewan menjadi malas jika matahari tidak bersinar walau hanya lima menit saja, karena mereka tidak mendapatkan asupan nutrisi alami untuk menyusun energi dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Belajar dari matahari menyadarkan diriku bahwa manusia tidak perlu menjadi indah untuk bisa memberikan kebahagiaan kepada orang lain di sekitarnya, cukup dengan apa yang kau miliki dan bisa diberikan, lakukanlah tanpa mereka meminta dan kita pun tak berniat untuk meminta imbalan ataupun balas budi.
Sidoarjo, 30 Mei 2022
#suncanmakemelive#
0 Komentar