Di pertengahan bulan oktober ini, JihanShandra kembali membawakan kumpulan puisi karyanya. Puisi yang tak jauh dari sarat kasih seseorang. Dipertunjukkan dengan diksi yang meliuk. Berikut keempat puisi karyanya.
Fana
Jemari kita tak pernah bertaut
Sungguh rasanya semesra keabadian insan pecinta
Landainya gejolak hati membuat kita melangkah masing-masing
Seolah semesta meringkus segalanya
Hati dan otak saling berimprovisasi
Sungguh gila detakannya
Hingga sadar bahwa itu adalah pandang yang jauh
Aku disini bersama cakrawala
Kamu di sana, bergandeng ria bersama renjana
Tuan
Berdiri di depan rumah
Yang hampa nan ringkih
Diketuk gusar oleh sang tuan bertamu
Aku berlisan lirih
Tuan, jangan kemari hanya untuk merepotkan lalu pergi
Meninggalkan jejak manis tanpa bersih di meja
Bertamu sesaat kemudian menghilang selamanya
Kesal bukan, jika Tuan terus mengotori ruangannya?
Tuan, jangan kemari lagi hanya untuk berdebat lusuh
Tolong berhenti mengetuk pintunya
Rumah ini terlalu besar hanya untuk ego dan kesal yang teramat tinggi
Kamu
Sebab, langit dan laut seperti cermin
Berhadapan namun berbeda
Seolah aku yang sedang berkaca
Di depanmu yang nyaris sempurna
Bersama lapisan langit, membagi kekuatan yang berbeda
Menembusnya tak sanggup daya
Euforianya terjun bebas
Bersama khayal tak kunjung selesai
Kasih, kamu terlalu digdaya untukku
Yang merendah dan dingin di dasar lautan ini
Bagaimana bisa, makhluk sepertiku hidup di dalam atmosfermu?
Luka Cantik
Seberapa besar ego ini kutangkup
Bersama sakit terpantul tak kembali
Aku menetap, dan tak pernah akui
Pun, lidah kelu tiada sahutan
Seberapa cepat perjalanannya
Tempat teduh yang kuingin ternyata adalah sesosok
Yang tak pernah terlintas sebelumnya
Dihantam kenyataan bahwa aku pembenci
Mengutukmu durjana
Menunjukmu tak berdaya
Aku tersulut kala itu
Sampai kalap membasuhi segala panasnya api membara
Aku ternyata inginkanmu
Terselip di dalamnya
Aku tak pernah bisa membayangkan
Hidup terlunta-lunta jika tiada kamu
Tim Editorial ys.hm.id
0 Komentar